topbella

Wednesday, September 21, 2011

Life is a Choice

"Terbaik menurutmu belum tentu terbaik menurut ALLAH"

Kalimat ini yang selalu aku jadikan panutan dalam menjalani karirku. kalo kata orang hidup itu diantara 2 huruf B (birth) dan D (death), yaitu C (choice). Benar adanya, kita nggak pernah jauh-jauh ama yang namanya memilih.


2 bulan terakhir aku sering sekali dihadapkan pada 2 pilihan yang sulit. Awalnya pilihan antara bank BUMN dan bank BPD. Pada akhirnya aku memilih meninggalkan bank BUMN yang sudah pasti ada di depan mata untuk mencari kesempatan 1000:1 di bank BPD. Alhasil, NIHIL.

Menyesal, sempet banget ngerasain itu. Dan itu manusiawi, tapi itulah hidup. Aku berani memilih dan aku berani menanggung resikonya. Pelan namun pasti, aku meniti lagi dari awal jalur karirku. Hingga pada akhirnya datang tawaran dari perusahaan lama untuk berkarya lagi disana. Alhamdulillah....

Terjadi dilema lagi sebelum pada akhirnya aku mendatangi undangan tes dari mereka (perusahaan lama, red). Posisi dimana aku sudah resign dan sedang mencari peningkatan karir di tempat lain, akan sangat memungkinkan untuk hanya sesaati disana. Tapi jika aku tak mengambil kesempatan ini, aku takut..disinilah ternyata rejeki allah berada. Solat istikaroh kujalani beberapa hari sebelum tes itu kuhadiri. Dan pada akhirnya aku memilih untuk berkarya lagi disini.

Sayang, belum ada sebulan aku sudah dihadapkan lagi pada 2 pilihan. Pilihan tersulit dari pilihan yang sebelumnya. Dua perusahaan distributor hadir menyapa. Dimana keduanya ada harapan untuk lolos. Dengan salah satunya menyandang tbk. Derai tangis mengiringi tiap kali aku melaksanakan istikaroh dan tahajud. Dan syukurlah allah tidak bosan memberiku petunjuk. Melalui mimpi ibuku, aku memilih ditributor 'tanpa' tbk. Dan pilihanku ini diiringi dengan kegiatan menanggalkan "nama baik" di perusahaan lama. Dan sekali lagi, aku siap dengan resiko pilihan yang sekarang.

So... sedikit ada kelegaan ketika adik kelas mengirim pesan singkat ke HP ku, "percayalah pada yang BENAR, bukan pada yang BETUL. Karena allah memberikan KEBENARAN, bukan KEBETULAN". Mengingat hatiku terasa berat menerima pentunjuk bahwa aku seharusnya memilih ditributor tanpa "tbk". Hatiku lebih memilih ke ditributor "tbk" sebenarnya. SMS itulah yang memantapkan hatiku ketika telp pernyataan lolos dari distributor "tbk" hadir, dan aku serta merta memohon maaf karena sudah deal dengan perusahaan lain.

Friday, June 3, 2011

Something About Inner Beauty


Tampil cantik dan menarik adalah kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi dalam kenyataan hidup banyak perempuan. Kecantikan lahiriah seringkali dijadikan standard untuk meraih kebahagiaan, menjadi aset berharga yang layak diperjuangkan dan dipertahankan untuk mendapatkan kesempatan dan perhatian. Padahal, kecantikan fisik tidak akan bertahan, menyusut dan memudar seiring waktu. Everyone is growing old. Tidak ada yang bisa menahannya. Hanya kecantikan sejati yang akan abadi, menghiasi diri tanpa henti, penuh energi positif dan tak perlu operasi. Itulah inner beauty, kecantikan berenergi yang terpancar dari dalam hati yang penuh ketulusan.

Inner beauty dapat diartikan sebagai intangible power (kekuatan yang tidak nampak secara fisik). Inner beauty merupakan energi dari sebuah kecantikan yang akan membuat seseorang terlihat cantik meskipun secara fisik tidak memenuhi kriteria cantik alias biasa-biasa saja. Energi yang melahirkan kecantikan sejati dan alami, energi yang bersumber dari kedalaman hati. Energi yang dihasilkan inner beauty seperti energi matahari. Memancarkan aura positif dan menciptakan daya tarik alami yang menyebar ke seluruh penjuru tubuh dan wajah. Menumbuhkan kepribadian yang baik dan unik. Mengembangkan sikap dan perilaku yang menarik, sehingga menghadirkan rasa nyaman dan tentram setiap orang di dekatnya.

Inner beauty mampu menghasilkan energi lebih dahsyat daripada operasi plastik dan kosmetika anti penuaan karena sumber energi itu tak pernah habis diterpa perubahan zaman. Hati adalah inti kehidupan, yang akan menentukan baik buruknya peribadi dan perilaku seseorang. Karena itu, menjaga dan memelihara hati sama dengan mempertahankan inner beauty kita, dan merawat inner beauty tidak saja merupakan langkah penghematan energi, tetapi juga penyelamatan energi yang akan membuat kita tetap cantik.

Sebagai energi kecantikan sejati, inner beauty mampu mengelola setiap sisi kecantikan dalam diri kita, terutama kecantikan akhlak, mental dan spiritual kita. Kecantikan ini menjadi energi bagi kita untuk membangun hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita, serta memberikan kesempatan kepada hal-hal terbaik untuk muncul dalam diri kita, Hal-hal terbaik yang mampu menutupi segala kekurangan tampilan fisik kita. Menurutku, inilah inti dari inner beauty yang sesungguhnya. Munculnya pancaran-pancaran positif dari dalam diri yang mengimbangi kegelisahan, kecemasan dan rasa tidak nyaman akibat kelemahan kita. Tak ada manusia yang sempurna dan tak ada manusia yang benar-benar mampu mengukur seberapa cantik dan baik hatinya, tanpa adanya pendapat atau kritik dari orang lain. Karena itu, inner beauty pun mampu menjembatani komunikasi dan interaksi kita dengan orang-orang di sekitar kita.

Penting untuk diketahui bahwa inner beauty bukan kecantikan bawaan yang dimiliki seseorang sejak lahir. Inner beauty merupakan sebuah proses pembelajaran kepribadian yang bisa dilatih, dan bisa dimiliki semua orang. Karena itu, kita bisa melatihnya dalam praktik kehidupan sehari-hari dengan mengaplikasikan tiga energi inner beauty yaitu motivasi, kepercayaan diri, dan ketulusan hati. Ketiga energi ini dapat dikatakan sebagai the real energy of beauty yang bisa menarik energi-energi positif lainnya dari diri kita, terutama rasa bahagia—rasa yang dicari dan diperjuangkan semua manusia. Seseorang yang memiliki inner beauty mamiliki motivasi yang kuat dan tidak akan mudah menyerah pada keadaan juga kelemahan dirinya. Justru kelemahan dan kekurangan dirinya itulah yang memotivasinya untuk tetap terlihat cantik dengan apa yang ia miliki. Ia tampil percaya diri, dengan segala kelebihan yang dimilikinya dan tidak merasa rendah diri mengetahui dan mengakui kelemahannya. Dengan ketulusan hati ia tetap berusaha mewujudkan kemauannya, tetap memupuk rasa bahagianya dengan apa yang ia punya, sehingga mampu berpikir positif dan optimis dalam setiap aktivitasnya.

Tika bertubuh gemuk, berwajah biasa-biasa saja, ramah dan murah senyum. Sedangkan Fitri bertubuh semampai, berwajah cantik, sexy dan senang menjadi pusat perhatian. Dalam pergaulan dan pekerjaan, Tika lebih disukai dan mampu melakukan pekerjaannya dengan baik. Sedangkan Fitri, meskipun ia cukup pintar, ia sering dimusuhi karena terlalu menuntut untuk diprioritaskan dalam segala hal, suka mengatur, serta merasa semua orang menyukai kecantikannya dan tunduk padanya. Teman-teman kerjanya menyatakan bahwa Tika mempunyai kelebihan yang membuatnya tetap cantik dan mempesona, meskipun badannya tak seramping Fitri. Sebaliknya, meskipun Fitri cantik, kecantikannya membosankan dan sikapnya seringkali menyebalkan, sehingga tidak banyak yang bertahan berteman dengan Fitri.

Dari ilustrasi tersebut, kita bisa simpulkan bahwa kepribadian Tika membuatnya tetap terlihat cantik di mata teman-temannya. Ia mampu menutupi kekurangannya secara fisik dengan kepribadian dan sikapnya yang menarik. Ia tidak menyerah pada bentuk tubuh yang bisa membuatnya minder. Ia tetap berani bersaing dengan Fitri yang cantik karena ia memiliki kecantikan lain yang bisa ditonjolkan, dan ia memiliki ketulusan hati untuk menerima apa adanya kondisi dirinya dan realita kerjanya, mensyukuri setiap anugerah yang diberikan-Nya, sehingga ia tetap memiliki kecantikan dan memancarkan energi kecantikan itu kepada semua orang di sekitarnya, dan ia merasa bahagia dengan dirinya.

Kecantikan seperti itulah yang sejati dan abadi karena lahir dari hati yang tulus, bukan polesan make up semata. Kecantikan hati yang melahirkan energi kebaikan pada semua orang, energi keshalihan yang menentramkan perasaan dan energi kecantikan yang membahagiakan. Itulah inner beauty sumber energi kecantikan sejati.

Wednesday, May 4, 2011

{{{ -- [[[ Lelaki Ku ]]] -- }}}


Pertama kali bertemu... rada nggak inget. Bahkan tak inget sama sekali... Hahahha

Yang pasti, dia temanku. Teman kampus satu angkatan dan satu jurusan denganku. Nomer NIM berurutan di bawahku, sama-sama urutan ganjil dengan seorang cowok nggak "nggenah" di nomer NIM genapnya (penting nggak sih,,,hkihkhikhi)

Awal mula, kita mulai deket karena aku yang lagi jatuh hati ama teman segrupnya. Bisa di bilang teman se deng nya dia. Sebut saja agus (nama sebenarnya, hahahahah), karena aku sering memperhatikan si agus ini... aku menemukan seorang teman yang ga mirip "manusia" pada umumnya. Sok cool dan sok cuek plus nggak terlalu mengindahkan kehadiran orang (ancur banget nggak sih?).

Cowok ini nggak masuk kriteria yang bisa bikin aku jatuh cinta, dan bisa kupastikan sama sekali tidak. Karena aku merasa nggak mungkin bakalan ada setrum yang "lain" diantara kami, dengan polosnya aku bisa bercerita tentang para lelaki yang rada bersikap lebih padaku.


Paling ingat waktu itu, aku lagi boring di kosan. Buka-buka phonebook HP, nyari temen buat makan. Tanpa memiliki hasrat apapun, aku sms dia "lagi ngapain? dah makan, temenin aku makan".
Nggak begitu lama, ada balasan "aku di kontrakan, ni ibuku bawain banyak makanan, Makan disini aja ta?"
"nggak deh, repot mau kesananya"
"gpp, kalo mau... aku jemput"
"halah, nggak deh.. suwun.. ngrepoti. Aku pulangnya gimana ntar"
"Ntar aku anterin, gpp kok, kata anak-anak malah bikin rame"
"beneran ta? ga enak aku..."
"gpp, tak jemput sekarang ya"
"hm.. iya deh.. makasih2"
Setengah jam kemudian dia dah tersedia di depan kosku. Membawa ku ke kontrakannya dan menyiapkan segala jenis dari piring, sendok, sampai air minum untukku. Dan tak ketinggalan tatapan penuh arti dikala aku makan.

Wow...sudah sangat lama aku tidak di perlakukan seistimewa itu. "Benar-benar teman yang baik" pikirku kala itu. Porsi tingkatannya naik menjadi sahabat bagiku. Dan aku akan melakukan apa aja semampuku untuk membantu sahabatku.

Waktu berjalan, aku jadian dengan si agus. Perjalan cinta kami nggak sesuai dengan harapanku, semuanya berbeda dengan apa yang ada di bayanganku. Dan "dia" lagi-lagi menjadi tempat curhatku. Tangisan pertama ku karena merasa di permainkan oleh seorang bajingan pun tercucur di punggung kirinya. Aku sendiri heran.. sejujurnya ku tidak terlalu merasa sakit hati, tapi nggak tau kenapa saat aku menceritakan kisahku lagi.. mendadak air mata ini menetes tik..tik..tik... breeesss,.....

Entah bagaimana ceritanya... dia mulai sering datang ke kosanku. Awalnya bukan dia yang datang sendiri.. tapi bersama sahabatnya yang lain. Sebut saja Dori (bukan nama sebenarnya, sssuuueeerrr), Dori ini pernah menyatakan rasa sayangnya padaku. Dan dengan lugunya aku pun bercerita padanya. Aneeehhh.....

Dori dah hampir tiap minggu nyamperin aku. Dan dengan alasan apa, si dori selalu ngajak dia. Dan aku tak merasa terganggu dengan kehadirannya. Tapi juga tidak merasa senang dengan kehadirannya. (mbulet ya... hahaha)

Dari awalnya nyamperin selalu bareng dori, lama-lama si dia nyamperin aku seorang diri. Pernah satu kali dia sms malem-malem. Sekitar jam 7 an kala itu....
"lagi dimana"
"di kantor... ada apa?"
"aku kesana ya.."
"ozziii"
Setelah di nangkring di parkiran kantorku, tanpa ada basa-basi dia berkata
"udah makan?"
"belum"
"ayo makan"
"haaaahhh?????"
Dengan berjuta-juta dan bermilyar-milyar rasa heran di benakku, aku mengikutinya makan malam di sebuah warung lalapan di dekat kantorku. Yang lebih menambah beban heranku, setelah makan aku diantar pulang begitu saja. Bukan sesuatu yang biasa menurutku.
"Sepertinya dia lagi ada masalah" pikirku kala itu....

Masa KKN tibaaa... berangkat dan pulang ke lokasi KKN bareng terus ma dia.... so sweeT nggak siiihhh... benar-benar teman yang baaaiiikkkkk banget.....
Walau di lokasi kkn sering di godain ma temen-temen, dan sering dikatain pacaran. Dia nggak menjauh dari ku. Nggak seperti temen-temen cowok ku yang lain. Lega banget punya seorang teman seperti dia, rasanya menemukan keluarga disini. ^__^

KKN berakhir... dua bulan kemudian aku putus dengan si agus. Pagi-pagi dateng ke kantor di putusin pacar. Wuaaahh... pengalaman yang nggak akan aku lupakan nih. Udah gitu minta putus by sms pula, jadi aku hanya bisa bereaksi ngaplo melihat ketikan sms di inbox ku selama kurang lebih setengah jam. Sadar dari ngaplo itu pun karena mendadak di tepuk pundah ma rekan kantorku. Secara aku diajak ngomong nggak jawab.. cuma mematung di meja.

Setelah tersadar, hal pertama yang kulakukan adalah sms ke sahabat2 ku. Berharap ada kata-kata motivasi dari mereka. Dan dia... menjadi salah satu penerima sms ku. :))
Yang membuatku terharu... sms balesannya "ntar malam keluar ta?"
OMG!!! benar-benar teman yang mengerti kondisiku.

Pasca status baruku ini, kami makin deket. Aku nggak sungkan minta dia milihin baju buatku. Aku nggak sungkan ngajak dia makan bareng. Bahkan ngajak nonton bareng, walau nggak berdua doank nih....

Kata-kata gombal mulai hadir bertubi-tubi ke padaku. Dan aku... nggak pernah merasa dia menggombal untuk mendapatkan hatiku (entah kemana urat GR ku pergi kala itu). Aku menyambut dengan gombalan-gombalan lain buat dia. "Nggombal kok ke aku, nggak mempan atuh akang...." pikirku kala itu.

Ehh... namanya allah yang membolak-balikkan perasaan orang. Mendadak dia bertanya padaku "bagaimana perasaanmu ke aku?"
JEDDEEERRR.... serasa petir menyambar-nyambar di luar sana... (ihh.. lagi-lagi aku lebay)

dengan jawaban mengambang karena hatiku juga masih mengambang.... pembicaraan itu dilanjutkan di akhir minggu. Dan saat akhir minggu itu hadir, bukannya melanjurkan pembicaraan, melainkan sebuah cincin dipasangkan di jari manis ku..

Statusnya naik lagi.. dari teman menjadi sahabat dan sekarang lelaki terpenting dalam hidupku....

Sudah genap setengah tahun masa-masa bulan madu ini. Setelah ini adalah masa dimana kita saling membuka diri. Menjadi diri kita masing-masing. Terima kasih sayang.... semoga kita langgeng hingga akhir hayat... dan semoga allah melancarkan jalan kita, dan semoga cita-cita kita selalu sejalan nantinya..... Amieeenn.....

Monday, May 2, 2011

Pertanda Jodoh

Ketika kita bertemu dengan seseorang yang cocok, belum tentu itu jodoh kita. Kenapa demikian? karena belum tentu seseorang tersebut merasa cocok dengan kita. Namun jika sudah saling cocok dan ternyata terdapat rintangan yang terus bertubi, apakah itu berarti bukan jodoh kita?

Menurut pandangan pribadi saya, rintangan bukan lah penentu kita berjodoh atau tidak. Rintangan itu muncul sebagai ujian atau tantangan, tergantung dari sisi mana kita menyikapinya. Bisa jadi sebagai ujian akan kesabaran dan ketelatenan kita. Ujian ini bisa datang dari diri pasangan atau dari pihak ketiga (keluarga misalnya). Selayaknya sinetro yang lagi marak di kalangan ibu-ibu, "cinta fitri". Ada masa di mana perjuangan fitri dan farrel dalam meluluhkan hati keluarga farrel untuk menerima fitri sebagai menantu. Prosesnya sangat panjang, sampai-sampai menghabiskan 200 episode lebih. Itu di sinetron, bagaimana kalo di dunia nyata?

Bisa juga rintangan itu dianggap sebagai tantangan, semakin kita di tentang... semakin kita terpacu untuk menghadapinya. Semisal saya menemukan pasangan yang kaku dan pemarah, selayaknya air menetes di atas batu. Lama kelamaan akan melubangi batu itu, begitu pula pasangan saya. Lama kelamaan akan menjadi seseorang yang luwes dan lebih penyabar. Setidaknya ketika ada di sisi saya. Semakin pasangan saya menampakkan sikap pemarahnya, saya makin tertantang untuk meluluhkannya. Mungkin saat ini, bisa dikatakan itu harapan saya terhadap pasangan saya.... ^__^




Lalu apa yang menandakan seseorang itu berjodoh dengan kita? Anda boleh percaya atau tidak, tapi dari riset yang saya baca, ternyata memang ada tanda-tanda. Tanda-tanda ini sebenarnya adalah insting (perasaan) anda saat bertemu atau berhubungan dengan lawan jenis. Bila anda memang menemukan tanda-tanda di bawah ini, anda mungkin berjodoh dengannya.

1. Jiwa yang ‘tersambung’.
Anda seperti ‘tersambung’ dengannya. Sepertinya anda bisa membaca pikiran atau merasakan perasaannya. Dan sebaliknya. Sehingga sepertinya anda tak bisa berbohong padanya. Atau anda merasa, bahwa si dia tahu anda berbohong.

Bila hubungan seperti ini, biasanya karena bersaudara. Kalau anda punya persaan seperti ini, berarti anda bisa berjodoh dengannya.

2. Rahasia anda aman padanya.
Anda merasakan rahasia anda lebih aman di tangannya daripada di tangan sahabat-sahabat anda. Bila anda merasa sudah tak bisa lagi menyimpan rahasia apapun darinya, maka berbahagialah! Karena ini bisa berarti pasangan sejati telah Anda temukan

3. Merasa kenal lama.
Anda bertemu dengan seseorang, dan anda merasa kenal dengannya. Atau serasa wajahnya familiar bagi anda. Atau anda setelah mengobrol-ngobrol, anda cepat akrab. Anda begitu mudah cocok. Seperti sahabat lama atau saudara jauh yang tak pernah ketemu lagi.

Atau bahkan, ketika anda bertemu dan mengobrol, anda tiba-tiba terkejut. Seakan-akan anda pernah pernah mengalaminya. Padahal anda yakin, anda baru pertama di tempat itu dan melakukan hal ini. Hal ini dinamakan Deja Vu.

Apakah memang anda dalam dulunya pernah digariskan berjodoh? Entahlah. Mungkin ini tanda-tanda anda sudah berjodoh dengannya.

4. Waktu yang nyaman dan menyenangkan.
Setiap saat bersamanya anda begitu senang. Saat-saat bersamanya, anda tak bosan menghabiskan waktu bersamanya. Setiap anda berpisah, anda rindu untuk bertemu dan bercengkerama kembali.

5. Tak gengsi/malu.
Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Biasanya pada orang lain khususnya pacar, anda ingin tampil sempurna. Anda menutupi kekurangan dan menampilkan segala kelebihan. Nah, dengan si dia anda tak gengsi/malu memperlihat anda apa adanya. Bahkan tampil kucel seperti saat bangun tidur atau sakit. Kalau anda merasakan ini, bisa saja dia adalah jodoh anda.

6. Selalu ada untuk anda.
Dia sangat memahami anda. Kebiasaan, kesukaan bahkan ketidak-sukaan anda. Dia juga sangat memahami perasaan anda. Sepertinya dia bisa membaca anda. Si dia akan selalu menemani anda baik suka ataupun duka.

7. Tak peduli masa lalu.
Dia tak peduli bagaimana masa lalu anda bersama kekasih anda terdahulu. Kalau si dia sudah seperti ini, bersiaplah anda menerima dia juga apa adanya.. karena anda sudah berjodoh dengannya.

8. Anda menikmati segala hubungan dengan si dia.
Rahasia sepasang kekasih agar bisa memiliki umur hubungan yang panjang adalah adanya saling berbagi. Anda dan dia selalu bisa saling membantu, entah itu pekerjaan sepele atau besar. Paling penting adalah Anda berdua selalu bisa menikmati segala aspek kehidupan secara bersama-sama. Dan semuanya terasa amat menyenangkan meskipun tanpa harus melibatkan orang lain.

Nah, apakah Anda sudah merasakan hal tersebut? Jika ya, selamat berarti ada harapan bahwa dia adalah calon pendamping hidup Anda!

9. Sikap si dia tak dibuat-buat.
Salah satu kriteria yang menentukan cocok tidaknya dia itu jodoh anda atau bukan adalah kemampuannya bersikap santai di depan anda. Coba sekarang perhatikan, apakah gerak geriknya, caranya berpakaian, gaya rambutnya, caranya berbicara serta tertawanya mengesankan apa
adanya?

Apakah setiap ucapannya selalu tampak spontan dan tidak dibuat-buat? Jika tidak, (maaf) kemungkinan besar dia bukan jodoh Anda.

10. Sabar, tak mendendam.
Tak mungkin selama berhubungan dengan si dia, selalu dalam keadaaan aman tak bergejolak. Kalau aman-aman saja, saya takut justru banyak dibuat-buat. Bila anda gejolak, dia bisa bersabar bahkan mudah memaafkan bila andalah yang salah. Bila dia bersikap seperti ini, dia sudah siap jadi jodoh anda.

Selanjutnya... Tetap diri kita sendiri yang menentukan pilihan. Karena memang hidup penuh dengan pilihan.

Monday, April 11, 2011

3 Detik Pertama

Ada sebuah artikel yang pernah kubaca, bahwa 3 detik pertama dalam pertemuan adalah titik kritis dimana penilaian seseorang pada anda terjadi.

Pernah nggak sih, merasa suasana garing ketika pertama kali bertemu dengan seseorang. Sehingga suasana ruangan terasa nggak kondusif. Suasana ini efek dari 3 detik pertama tatapan mata yang terjadi antara anda dengan seseorang tersebut.

Seperti artikel lain yang pernah kubaca , "Berkenaan dengan pandangan pertama, ada sesuatu hal yang disebut proses pertama yaitu proses di mana kesan pertama kita pada seseorang akan menyebabkan penafsiran akan tingkah laku berikutnya. Oleh karena itu kesan pertama sangatlah penting karena pandangan kita terhadap sesuatu atau seseorang akan sangat dipengaruhi oleh pandangan awal kita terhadapnya, dan image tersebut akan melekat pada orang itu."

Begitulah kesan pertama akan memunculkan asumsi yang menentukan hubungan kita selanjutnya. Apakah berlanjut ke relationship yang menguntungkan atau pertemuan yang langsung diakhiri dengan perpisahan alias dilupakan begitu saja. Seperti kalimat dalam sebuah iklan -- kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda --

Mohon maaf sebelumnya, seperti halnya ucapan salam. 3 detik pertama sudah habis untuk pengucapan salam sebenarnya. Tapi coba bedakan ketika seseorang menyapa anda dengan ucapana assalamualaikum dengan selamat pagi ato halo. Ketiga salam itu bermakna sama sebetulnya (secara garis besarnya). Namun nggak dipungkiri, ucapan assalamualaikum lebih memunculkan rasa percaya orang yang ada di depan kita adalah orang baik. Dalam pandangan saya setidaknya.

Terinspirasi acara reality show malam ini, si hostnya berkata "manusia itu berubah dalam hitungan detik". Kata-kata yang sangat memotivasi saya, dalam benak terpikir "ya... manusia itu berubah dalam hitungan detik, baik secara pikiran ataupun hatinya". Maka kesan pertama ini bisa berubah sewaktu-waktu. Maka itu, muncul ungkapan lanjutan "tak kenal maka tak sayang". Dan diperkuat dengan ungkapan "don't judge the book from the cover".

Bagi para salesman atau marketing yang lain, mungkin perubahan manusian ini kadangkala tidak menguntungkan. Tapi bagi beberapa orang, perubahan dalam hitungan detik ini sangat berarti. Seperti harapan saya untuk seseorang disana, semoga beliau mampu dan mau merubah pikiran dan hatinya untuk menyayangiku.

Endingnya.. karena saya manusia biasa.....


Monday, January 31, 2011

Dunia Violet part 3

Kriiinnggg....kriiinnggg.... Dering ponsel violet memecahkan kesunyian kamar kos berukuran 3X3 meter itu. "Aku jadi kesana ya" suara daniel bergema di ujung sana. Hari ini hari minggu, saatnya liburan alias libur kantor. "Hhmm...iya boleh. Aku mandi dulu ya" jawab violet.
"Oke lah.. Kamu pengen sarapan apa? Aku bawain ya"
"Hm...donat ajalah. Aku males sarapan nasi"
"Halah..kamu mesti kayak gitu. Nggak. Kamu harus sarapan. Aku bawain ntar"
"I'm on diet dan... Udah hampir berhasil nih"
"Nggak mau tahu. Aku bawain"
"Ahh...terserah deh"
"Siip..assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

Seperti biasa, pertengakaran kecil tentang makan dan makan.Maklum aja, daniel ini sahabat karib si violet yang paling suka makan. Bukan makan nasi aja, tapi juga nyamil. Makhluk yang harus dijauhi buat yang lagi diet. Dengan mata merem melek, violet bergegas mandi dan ganti baju. Pagi itu,ia kenakan kaos joger putih yang dipadupadankan dengan rok kain merumbai.

Krriiinng... Ponsel violet berdering lagi. Nama Buncit jelek terpampang di layar ponselnya. "Udah nyampe lo?" Seru violet sesaat setelah menempelkan ponsel ke telinga.
"Iya nih, aku dibawah. Turun dunk, GPL neeek"
"Iyaa...cerewet. Aku bawa sendok ga nih"
"Kagak usah"
"Oyyiii" Klik...telepon diakhiri.

Violet keluar kos lengkap dengan persenjataan buat si daniel yang rajin menyambanginya di minggu pagi. Sebotol air minum dan kipas lipat.
"Nih donat. Katanya mau donat tadi" kata daniel sembari menyodorkan plastik berisi 5 biji donat.
"Gila lo..banyak bener. Dikira aku gentong apa?"
"Ah..lu kan kantong makanan. Ga usah jaim gitu beib. Hahaha"
"Sialan lu... Emang setan ni anak"

Terpaksa violet melahap 2 biji donat, padahal targetnya cuma sebiji. Dan senyum penuh kemenangan pun disajikan daniel.

Violet dan daniel pertama kenal semasa SMA, dan persahabatan terjalin semenjak mereka menempuh kuliah di universitas yang sama. Sejujurnya violet sempet ada rasa yang lain sama si daniel. Karena kebiasaan mereka yang kata temen kos violet, udah kayak orang pacaran aja. Bayangin aja, ketika si violet jatuh dari sepeda di kampus. Si daniel ini yang paling panik, mondar mandir kayak setrikaan di depan UGD. Bahkan dulu sempet si violet ceroboh menghilangkan kalung temen kampusnya, violet kena damprat abis-abisan karena ntuh barang. Tapi secara ajaib, mendadak si temen kampus ini berkata "ga usah dipikin vi.. ternyata udah ketemu kok. Keselip di tasku". Awalnya violet bersyukur, setidaknya bukan salahnya menghilangkan benda keramat itu. Dan baru ketahuan sebulan kemudian, ternyata si daniel mbeliin kalung baru buat si temen kampus dan menyuruh nya bilang ke violet kalo ntuh kalung dah ketemu. Terlalu romantis untuk ukuran seorang teman.


Wajar jika muncul gosip di seantero kampus, bahwa mereka udah jadian. Kadang geli sendiri violet kalo keinget pernah suka ato pernah digosipin jadian ma si daniel. "Apa kata dunia nantinya kalau aku sampe jadian ama cecunguk satu ini. Makan doank kerjaannya" pikir si violet sampai sedetik yang lalu.

"Aku suka ma kamu" ujar daniel pagi itu. Cukup mengagetkan dan membuat violet eselek donat pastinya.
"Haaahhh???? iya dah.. aku juga suka ma kamu. Kamu lucu sih" jawab violet dengan ekspresi bercanda.
"Gue serius vi....." kembali daniel berucap. Dan kali ini violet terdiam. Dia teringat rasa sukanya dulu. Rasa suka yang sempet ia pertanyakan apakah sudah benar pada posisinya. Rasa suka yang sempet diyakini terbalas, namun lenyap saat daniel berkata bahwa violet tampak seperti adiknya. Kenapa harus sekarang daniel mengungkapkan rasanya? Kenapa tidak saat violet memiliki rasa yang sama.
"vi...." daniel membuyarkan lamunan violet.
"Kenapa dan... kenapa sekarang lo bilang kayak gitu?" ada selusup penyesalan mengalir dalam diri violet. Bukan menyesal karena violet masih suka. Tapi menyesal karena dia harus mengecewakan sahabat terbaiknya. Teringat akan 2 bulan komitmen antara violet dan reddy telah terjalin.
"Gue merasa, gue ga mampu dan gue ga pantas buat lo vi. Namun ternyata ada rasa tidak rela kalo liat lo ama reddy. Mendengar cerita-cerita lo ma dia, bikin gue pengen lo tahu, bahwa gue...." lidah daniel tercekat. Suaranya menghilang dalam dera sesal yang amat sangat. Sesal itu terpancar jelas di matanya.
"Dulu gue pernah bilang, gue menyayangi lo sebagai adik. Saat itu gue ngrasa lo bakalan tetap menunggu. Menunggu gue menata hidup gue. Lo cewek idaman vi... semua yang ada di lo, masuk dalam kriteria gue" lanjut daniel, violet masih terpaku dengan apa yang didengarnya pagi itu.
"Lo cewek polos dalam cinta. Dan pintar dalam banyak hal. Sederhana dan mampu membuat gue tertawa. Sepi rasanya kalo nggak ada lo vi" ucapan daniel makin membuat lidah violet kelu.

Detik jam terus berputar, dan dua insan itu masih tetap terpaku dengan kediaman masing-masing.

"Maaf dan.... kenapa harus kayak gini.... Waktu lo memutuskan untuk mengatakan bahwa lo menyayangi gue sebagai adik, harusnya tetap lo pertahankan sampai sekarang dan bahkan nantinya" suara violet memecahkan keheningan diantara mereka.
"Gue tahu.. dan gue benar-benar tahu posisi lo sekarang. Lo udah jadian ama reddy. Gue sadar akan hal ini" Nada sesal makin kentara dalam suara daniel
"Lalu kenapa lo kayak gini sekarang?" setitik amarah terpancar dalam suara violet
"Karena gue merasa putus asa. Tiap kali lo cerita tentang reddy. Tiap kali melihat pancaran kebahagiaan di mata lo. Gue ngrasa....." suara daniel lagi-lagi tercekat.
"Thanks dan..... Setidaknya lo dan gue tahu, seperti apa hubungan kita setelah pernyataanmu ini" ada nada tegas dalam ucapan violet
"iya gue tahu..... Dengan menjadi teman lo, setidaknya nggak ada kata perpisahan nantinya. Nggak seperti pacar, selalu ada akhir dalam sebuah komitmen. Menikah atau putus, setidaknya dengan menjadi temen lo, gue bisa tetep di sisi lo." senyum mulai mengambang di wajah dua insan ini
"Thanks dan.... lo emang bestfriend gue" ujar violet.

Sejam setelah pernyataan itu, daniel berpamitan pulang. Sejenak mereka saling bertatap di ambang pintu. Tatapan "good bye" yang nggak akan pernah dilupakan oleh violet.

Monday, January 24, 2011

Dunia Violet Part 2

Suara burung gereja bersautan di luar kamar kos. Bikin si empunya kamar terbuai, kebiasaan pagi hari yang disambut hangatnya mentari dan kicauan para "gerejawan" ini yang bikin si violet enggan pindah kos. Maklum aja, warga sekitar menamai rumah kos ini dengan sebutan yang kurang senonoh. Bukan karena anak kosnya yang nggak senonoh, tapi karena para lelaki sekitar kos yang punya otak nggak senonoh. Sehubungan dengan hal tersebutlah, kadang violet berpikir untuk mencari lokasi kos yang baru. Suasana baru dan lingkungan baru, yang lebih sehat tentunya. Namun apa daya, harga miring dengan fasilitas bintang 5 ya cuma di sini. Susah bener nyari fasilitas TOP dengan harga sesuai kantong. Endingnya, tetep nrimo apa kata tetangga lah. Cuek aja....



Hari ini bertepatan dengan hari kasih sayang. Yup, valentine days kalo kata anak muda jaman dulu, jaman sekarang dan bahkan mungkin di masa yang akan datang. Bagi violet tiap hari penuh dengan kasih sayang, tapi hari ini... berbeda. Hari ini hari bagi-bagi coklat dan sekaligus hari mengumpulkan coklat. Bukan untuk di makan seperti biasanya, tapi hanya sekedar di pajang dan dipamerin ke temen-temen kos tercinta. Dengan perhitungan siapa yang mendapat coklat terbanyak. Biasanya ada ritual perhitungan di tengah malam pergantian tanggal 14 februari ke 15 februari. Siapa yang dapet coklat terbanyaklah, yang harus mau di korbanin untuk jalan ke toko sebelah kos dan kemudian nitip ngejual semua coklat yang didapetin anak-anak sekos. Tahun lalu, hasil penjualan coklat bisa buat beli televisi 14" second untuk dinikmati para penghuni. Rada gokil memang, tapi ritual nitipin coklat ke toko sebelah ini yang bikin si violet kadang rada nakal dikit. Demi menghindari pasang tampang nitipin coklat buat dijual di toko sebelah, violet rela nyelipin sebungkus ato dua bungkus kado untuknya. Asal dia tidak di posisi puncak aja, sudah syukur banget.

Angka digital di jam duduk violet udah menunjuk angka 8:05 WIB. Berhubung tahun ini, hari valentine bertepatan dengan hari senin, tak ada waktu untuk menunggu para pangeran nganterin coklat ke kos. "Fiyuh... i hate monday" pikir violet pagi itu.

Nyampe di kantor, violet pun menyalakan komputer tercintanya dengan malas-malasan. Ditambah ngeliat si teman meja sebelah yang cuap-cuap tentang paginya yang begitu menyenangkan karena si doi hadir mendadak ke rumahnya dengan segepok bunga kamboja. Dalam hati violet, "bunga mawar ato tulip gitu pantes bangga. Di kasih bunga kamboja kok pamer, ga sadar kalo didoain cepet mampus ma pacarnya"

Belum selesai BT karena si tetangga meja, lha kok mendadak ada telp dari pak security. "Mbak ada tamunya di depan. Katanya udah janjian sama mbak violet"
"sudah janjian ma saya, siapa pak? saya nggak ada janji sama siapa-siapa"
"waduh kurang tau saya mbak, mbak violet keluar aja deh. Saya juga banyak kerjaan ini mbak" jawab bapak-bapak di ujung telp dengan nada jutek
"oh iya pak, suruh tunggu sebentar pak". Dalam hati violet menghujat tanpa ada habisnya. "dasar security nggak tahu diri, ditanyain nama orang yang nyari aku sapa malah jutek. Biarin kena azab, kakinya kecemplung kakus ampe mampus tuh bapak. Huh..."
Violet keluar dari ruangannya dan menuju ke lokasi si tamu sembari gebrok-gebrok lantai penanda emosi lagi merajalela.

Begitu sampai di lokasi para bapak security, violet celingak celinguk kayak orang nggak berguna alias orang nggak ada manfaat. Bagaimana tidak, disana tak ada satu manusiapun. Bahkan bapak securitynya nggak ada. Alhasil emosi jiwa merasuki raga violet seketika. Dengan tampang menggurutu dan telinga memanas dia mengangkat gagang telepon di ruang security. Berniat mencari si bapak jutek yang tadi telepon dan menyuruhnya segera keluar. Namun apa daya, tak ada seorang pun yang tau si bapak itu kemana. "Uh..dasar sialan nih orang. Bolos kerja pake melibatkan gue segala. Ga sopan banget. Liat aja ntar kalo aku udah jadi manager, dia duluan yang ku PHK. HHhuuhhhh" omel violet di ruang security.

Violet memutuskan untuk kembali ke mejanya. Dan ogah mikir sapa sebenarnya tamu yang mencarinya. "Masa bodo, ga ngerasa punya utang ke sapa-sapa. Jadi udah pasti tu tamu bukan penagih utang, setidaknya nggak akan nagih ntar di akhirat" batin violet mendongkol.


Dan violet ternganga melihat blackforest ada di mejanya. "Always thanks to God cause you still have somebody who and to love" tertulis manis di atas kue itu. Kembali beradegan celingak celinguk kebingungan dilakoni si violet. Dia tanya ke tentangga sebelah, "kue nya sapa ini?"
"ya punya lo lah. Di meja lo ini...Gimana sih" jawab si tetangga dengan tampang apatis. Mungkin dia teringat si doi yang memberi dia bunga kamboja dan mulai tersadar kalo sebenarnya si doi mendoakan dia cepet mampus.
"Trus yang bawa ni kue kesini sapa?"
"Pak security tadi. Katanya ada yang mau ngasih surprise. Makanya nyuruh lo keluar tadi" tetangga meja menjawab dengan tetep nada sewot
"ooohh...pantes, tak cariin di luar nggak ada. Trus pak security nya dimana sekarang" tanya violet lagi. Kali ini dengan nada lebih bahagia, karena ada kabar bakalan dapet surprise. Plus tampang merasa berdosa karena menghujat serta mendoakan dan bahkan berniat tak baik pada pak security tadi.
"mana gue tau. Lu kira gue bapaknya apa?" kata si tetangga meja semakin sewot
Demi menghindari kesewotan yang makin menjadi, violet memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan duduk di mejanya sembari mengamati kue di depan matanya. Terselip kartu ucapan di bawah kue itu, "be my soulmate" tertulis di kartu mungil berpita ungu.
Violet makin bertanya-tanya siapa gerangan pengirim kue ini? kenapa tak ada satu identitas pun di kue maupun di kartu ucapan itu. Heraaann....

"ciiieeee... blackforest valentine niihhh.... " para karyawan yang mulai mengendus bau makanan berbondong mendekati meja violet. Serasa para iblis dengan air liur menetes tanpa henti mendadak hadir mengelilingi violet. "iya nih, ada yang tahu sapa yang ngirim nih kue?" kembali violet bertanya, dan kali ini dengan wajah tersipu-sipu. "jangan-jangan si mas bos nih" si A menyeletuk asal, ga pake mikir. "ah bukan, palingan juga mas OB yang kemarin baru masuk itu. Kan suka curi pandang tuh ke lu vi" si B ikutan nyeletuk, yang ini pake mikir dikit. Cuma mikirnya pake dengkul. "Kayaknya bukan orang kantor sini deh" celetuk si C yang bikin violet mulai mengerutkan kening. "Sapa yang ngirim, gua nggak mau tahu. Yang gua mau, ni kue bisa gue makan kapan?" celetuk mas D dari belakang kerumunan. "Hahahha... iya dah... sini sini makan aja." violet menyerah dengan tatapan kelaparan para rekan kantornya itu.

Belum kelar rebutan kue para kaum duafa di mejanya, tiba-tiba ada sorak sorai di belakang punggung violet. Tak ayal violet pun menoleh, dan bagaikan lilin yang meleleh. Disana violet melihat sesosok makhluk adam yang memang dia harapkan ada disana. REDDY.
Reddy hadir menghampiri violet dengan membawa serangkai bunga mawar merah. Deg...deg..deg...deg... debaran hati violet makin nggak karuan. Wajah violet pun merona nggak berbentuk. Sorakan dari rekan kantor pun makin menjadi. Dan pisau kue yang ada di tangan makin tergenggam makin erat saking groginya.
"Hai vi... enak kue nya? nih aku tambahin" sapa reddy sembari menyerahkan rangkaian mawar dari tangannya.
"eh..jadi ini dari kamu? ya ampun... makasih ya.. bunganya bagus. So swet amat" jawab violet dengan usaha ngeless sekuat tenaga. Berharap reddy nggak mendengar suara detak jantung dan rona wajahnya.
"So... udah baca kartu ucapan di kue nya kan? ada jawaban buatku?" tanya reddy dengan senyuman maut yang bikin violet makin nggak berkutik.
"ah...eh.. hm...." kali ini violet benar-benar tergagap. Teringat "be my soulmate" tertulis manis di kartu itu. Dan yang berarti si reddy ngajak pacaran. Sorak sorai para karyawan makin riuh, makin memerahkan wajah violet hari ini.
"jawab dong sayang..." reddy kembali menggoda. Namun masih tampak gurat tegang akan jawaban violet tersirat di wajahnya. Seisi ruangan menunggu hampuir 15 menit sampai terdengar bunyi lirih dari bibir violet "I will"
Tepuk tangan menggema di seantero ruangan dan pelukan dari reddy mengagetkan violet, gerak reflek kembali memeluk reddy makin meriuhkan suasana kantor.

Dan hari ini, tepat pada hari kasih sayang. Komitmen antara reddy dan violet dimulai.

Thursday, January 6, 2011

Dunia Violet part 1


Pagi ini nggak terlalu cerah. Matahari masih suka bersembunyi di balik awan yang kelam. Mungkin bakalan hujan lumayan deras hari ini. Violet terbangun dengan malas, dia bakalan lebih lama menikmati mimpinya kalau saja tak ada kiriman pesan singkat di HP nya. "Mbak, bisa ke kantor sekarang?" begitulah pesan singkat yang dia baca pagi ini.

"Ahh... dasar big bos nggak tau diri. Majuin jam kerja seenak udel nya sendiri" Violet menghujat sembari meremas gemes HP nya. Mendadak jiwa karyawannya muncul dan dia bergegas mengambil handuk untuk membasuh badan dan wajah sekaligus gigi seala kadarnya. Dilanjut berbedak dan bersisir seperlunya. Dilanjutkan dengan ritual Violet mengobrak-abrik meja riasnya demi mencari seonggok jepit, satu-satunya jepit rambut yang dia miliki. Namun setelah hampir 5 menit tak kunjung jua ketemu, Violet menyerah. Diapun membiarkan rambutnya tergerai semrawut lengkap dengan jin biru dan kaos berkerah andalannya di hari jumat. "Yap siap berangkat, hiyuuk mariikk" Violet bergumam di depan kaca.

Dari rumah kosnya ke kantor nggak terlalu makan waktu lama, cuma sekitar 10 menit. Sepanjang jalan, tak hentinya dia menyapa bapak dan ibu tetangga kosnya. Padahal sejujurnya, Violet sendiri nggak tau siapa mereka, dimana tepatnya rumah mereka dan siapa nama masing-masing dari mereka. Hanya dengan bermodal "sering liat mereka disekitar kos" sudah cukup untuk menyapa manusia-manusia itu. Sesampainya di kantor, big bos menyambut dengan segenap pertanyaan mengenai berbagai case pelanggan. Maklum saja, Violet bekerja disebuah perusahaan jasa yang nggak pernah sepi dari komplain para pelanggannya. Bukan karena pelayanan yang kurang sip, dan bukan juga karena produk yang kurang bagus. Tapi karena makin maraknya kompetitor dan seabreknya pelanggan yang menuntut harga murah dengan kualitas prima.

"oh..kalo bapak yogi ini, kemarin udah saya telp mas. Beliaunya belum bisa menggunakan produk kita di daerah tertentu. Terutama daerah rumahnya" Violet mendiskusikan salah seorang pelanggan dengan big bosnya. "berarti ini harus segera kita ekskalasikan ke pusat mbak. Hak akses kita belum mampu untuk case ini" bigbos menanggapi.

Sekitar 3 jam berlalu. Akhirnya Violet bisa bernafas lebih lega. Berhubung si bigbos memutuskan untuk terjun ke lapangan demi survey keluhan-keluhan pelanggan. Dan as usually, Violet sebagai penjaga kandang alias stay di kantor aja.

Tiba-tiba telp di mejanya berdering. "Halo.." mendadak Violet merasa merinding. Suara di ujung sana terasa sangat familiar di telinga Violet.

"iya, heiii...." mendadak rasa rindu menyeruak dalam benak Violet.
"sibuk nggak? mau nanya something" suara di ujung sana kembali terdengar
"hm.. nggak terlalu kok. Ada yang bisa kubantu?"
"Report yang diminta regional itu, dijadiin satu ama kamu ato sendiri-sendiri enaknya?"
"dijadiin satu aja gimana, kan bigbos nya sama"
"Baiklah kalo begitu, bentar lagi aku email ke kamu ya"
"Siap... i'm waiting"
"Makasih. Assalamualaikum"
"Sama-sama. Waalaikumsalam"

Violet meletakkan gagang telepon pada tempatnya setelah suara di ujung sana hilang dari peredarannya. Suara itu adalah suara reddy, cowok yang lagi deket ama violet. Belum ada komitmen diantara mereka, hanya sorot mata yang menunjukkan ada kedekatan dan keinginan lebih dekat terpancar. Pertemanan terjalin lebih dari 3 tahun telah memasuki tahap penumbuhan benih-benih cinta dalam diri violet. Namun sampai sekarang violet masih ragu, apakah benar rasa ini berbalas?

"aku akan buktikan ke kamu, dalam sebulan aku bisa dapetin cewek yang aku mau" reddy berucap kala candaan violet yang meragukan orientasi reddy pada wanita ataukan pada pria. Sejujurnya candaan itu tak ada maksud apapun, hanyalah gojlokan ringan karena violet tak pernah melihat si reddy jalan ama cewek manapun. Dan kebetulan pula si reddy nggak pernah cerita about cewek yang deket dengannya.
"hush...jangan kayak gitu. Jangan mempermainkan hati anak orang hanya untuk pembuktian aja. Aku tarik kembali deh kata-kataku. Kamu jantan kok... Hahahha" ujar violet kala itu.

Saat teringat dialog itu, violet kembali meragu. Rasa ini bener nggak ya? Rasa ini seharusnya ada nggak sih? Rasa ini harus kuteruskan tumbuh atau harus kupangkas sekarang?
"Let it flow aja deh, Toh rasa si reddy padanya juga belum tentu sejalan dengannya." kembali violet menekankan pemikiran dan persepsinya sendiri.

~~~ To Be Continued ~~~
 
Uniknya Memilih© DiseƱado por: Compartidisimo