Suara burung gereja bersautan di luar kamar kos. Bikin si empunya kamar terbuai, kebiasaan pagi hari yang disambut hangatnya mentari dan kicauan para "gerejawan" ini yang bikin si violet enggan pindah kos. Maklum aja, warga sekitar menamai rumah kos ini dengan sebutan yang kurang senonoh. Bukan karena anak kosnya yang nggak senonoh, tapi karena para lelaki sekitar kos yang punya otak nggak senonoh. Sehubungan dengan hal tersebutlah, kadang violet berpikir untuk mencari lokasi kos yang baru. Suasana baru dan lingkungan baru, yang lebih sehat tentunya. Namun apa daya, harga miring dengan fasilitas bintang 5 ya cuma di sini. Susah bener nyari fasilitas TOP dengan harga sesuai kantong. Endingnya, tetep nrimo apa kata tetangga lah. Cuek aja....
Hari ini bertepatan dengan hari kasih sayang. Yup, valentine days kalo kata anak muda jaman dulu, jaman sekarang dan bahkan mungkin di masa yang akan datang. Bagi violet tiap hari penuh dengan kasih sayang, tapi hari ini... berbeda. Hari ini hari bagi-bagi coklat dan sekaligus hari mengumpulkan coklat. Bukan untuk di makan seperti biasanya, tapi hanya sekedar di pajang dan dipamerin ke temen-temen kos tercinta. Dengan perhitungan siapa yang mendapat coklat terbanyak. Biasanya ada ritual perhitungan di tengah malam pergantian tanggal 14 februari ke 15 februari. Siapa yang dapet coklat terbanyaklah, yang harus mau di korbanin untuk jalan ke toko sebelah kos dan kemudian nitip ngejual semua coklat yang didapetin anak-anak sekos. Tahun lalu, hasil penjualan coklat bisa buat beli televisi 14" second untuk dinikmati para penghuni. Rada gokil memang, tapi ritual nitipin coklat ke toko sebelah ini yang bikin si violet kadang rada nakal dikit. Demi menghindari pasang tampang nitipin coklat buat dijual di toko sebelah, violet rela nyelipin sebungkus ato dua bungkus kado untuknya. Asal dia tidak di posisi puncak aja, sudah syukur banget.
Angka digital di jam duduk violet udah menunjuk angka 8:05 WIB. Berhubung tahun ini, hari valentine bertepatan dengan hari senin, tak ada waktu untuk menunggu para pangeran nganterin coklat ke kos. "Fiyuh... i hate monday" pikir violet pagi itu.
Nyampe di kantor, violet pun menyalakan komputer tercintanya dengan malas-malasan. Ditambah ngeliat si teman meja sebelah yang cuap-cuap tentang paginya yang begitu menyenangkan karena si doi hadir mendadak ke rumahnya dengan segepok bunga kamboja. Dalam hati violet, "bunga mawar ato tulip gitu pantes bangga. Di kasih bunga kamboja kok pamer, ga sadar kalo didoain cepet mampus ma pacarnya"
Belum selesai BT karena si tetangga meja, lha kok mendadak ada telp dari pak security. "Mbak ada tamunya di depan. Katanya udah janjian sama mbak violet"
"sudah janjian ma saya, siapa pak? saya nggak ada janji sama siapa-siapa"
"waduh kurang tau saya mbak, mbak violet keluar aja deh. Saya juga banyak kerjaan ini mbak" jawab bapak-bapak di ujung telp dengan nada jutek
"oh iya pak, suruh tunggu sebentar pak". Dalam hati violet menghujat tanpa ada habisnya. "dasar security nggak tahu diri, ditanyain nama orang yang nyari aku sapa malah jutek. Biarin kena azab, kakinya kecemplung kakus ampe mampus tuh bapak. Huh..."
Violet keluar dari ruangannya dan menuju ke lokasi si tamu sembari gebrok-gebrok lantai penanda emosi lagi merajalela.
Begitu sampai di lokasi para bapak security, violet celingak celinguk kayak orang nggak berguna alias orang nggak ada manfaat. Bagaimana tidak, disana tak ada satu manusiapun. Bahkan bapak securitynya nggak ada. Alhasil emosi jiwa merasuki raga violet seketika. Dengan tampang menggurutu dan telinga memanas dia mengangkat gagang telepon di ruang security. Berniat mencari si bapak jutek yang tadi telepon dan menyuruhnya segera keluar. Namun apa daya, tak ada seorang pun yang tau si bapak itu kemana. "Uh..dasar sialan nih orang. Bolos kerja pake melibatkan gue segala. Ga sopan banget. Liat aja ntar kalo aku udah jadi manager, dia duluan yang ku PHK. HHhuuhhhh" omel violet di ruang security.
Violet memutuskan untuk kembali ke mejanya. Dan ogah mikir sapa sebenarnya tamu yang mencarinya. "Masa bodo, ga ngerasa punya utang ke sapa-sapa. Jadi udah pasti tu tamu bukan penagih utang, setidaknya nggak akan nagih ntar di akhirat" batin violet mendongkol.
Dan violet ternganga melihat blackforest ada di mejanya. "Always thanks to God cause you still have somebody who and to love" tertulis manis di atas kue itu. Kembali beradegan celingak celinguk kebingungan dilakoni si violet. Dia tanya ke tentangga sebelah, "kue nya sapa ini?"
"ya punya lo lah. Di meja lo ini...Gimana sih" jawab si tetangga dengan tampang apatis. Mungkin dia teringat si doi yang memberi dia bunga kamboja dan mulai tersadar kalo sebenarnya si doi mendoakan dia cepet mampus.
"Trus yang bawa ni kue kesini sapa?"
"Pak security tadi. Katanya ada yang mau ngasih surprise. Makanya nyuruh lo keluar tadi" tetangga meja menjawab dengan tetep nada sewot
"ooohh...pantes, tak cariin di luar nggak ada. Trus pak security nya dimana sekarang" tanya violet lagi. Kali ini dengan nada lebih bahagia, karena ada kabar bakalan dapet surprise. Plus tampang merasa berdosa karena menghujat serta mendoakan dan bahkan berniat tak baik pada pak security tadi.
"mana gue tau. Lu kira gue bapaknya apa?" kata si tetangga meja semakin sewot
Demi menghindari kesewotan yang makin menjadi, violet memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan duduk di mejanya sembari mengamati kue di depan matanya. Terselip kartu ucapan di bawah kue itu, "be my soulmate" tertulis di kartu mungil berpita ungu.
Violet makin bertanya-tanya siapa gerangan pengirim kue ini? kenapa tak ada satu identitas pun di kue maupun di kartu ucapan itu. Heraaann....
"ciiieeee... blackforest valentine niihhh.... " para karyawan yang mulai mengendus bau makanan berbondong mendekati meja violet. Serasa para iblis dengan air liur menetes tanpa henti mendadak hadir mengelilingi violet. "iya nih, ada yang tahu sapa yang ngirim nih kue?" kembali violet bertanya, dan kali ini dengan wajah tersipu-sipu. "jangan-jangan si mas bos nih" si A menyeletuk asal, ga pake mikir. "ah bukan, palingan juga mas OB yang kemarin baru masuk itu. Kan suka curi pandang tuh ke lu vi" si B ikutan nyeletuk, yang ini pake mikir dikit. Cuma mikirnya pake dengkul. "Kayaknya bukan orang kantor sini deh" celetuk si C yang bikin violet mulai mengerutkan kening. "Sapa yang ngirim, gua nggak mau tahu. Yang gua mau, ni kue bisa gue makan kapan?" celetuk mas D dari belakang kerumunan. "Hahahha... iya dah... sini sini makan aja." violet menyerah dengan tatapan kelaparan para rekan kantornya itu.
Belum kelar rebutan kue para kaum duafa di mejanya, tiba-tiba ada sorak sorai di belakang punggung violet. Tak ayal violet pun menoleh, dan bagaikan lilin yang meleleh. Disana violet melihat sesosok makhluk adam yang memang dia harapkan ada disana. REDDY.
Reddy hadir menghampiri violet dengan membawa serangkai bunga mawar merah. Deg...deg..deg...deg... debaran hati violet makin nggak karuan. Wajah violet pun merona nggak berbentuk. Sorakan dari rekan kantor pun makin menjadi. Dan pisau kue yang ada di tangan makin tergenggam makin erat saking groginya.
"Hai vi... enak kue nya? nih aku tambahin" sapa reddy sembari menyerahkan rangkaian mawar dari tangannya.
"eh..jadi ini dari kamu? ya ampun... makasih ya.. bunganya bagus. So swet amat" jawab violet dengan usaha ngeless sekuat tenaga. Berharap reddy nggak mendengar suara detak jantung dan rona wajahnya.
"So... udah baca kartu ucapan di kue nya kan? ada jawaban buatku?" tanya reddy dengan senyuman maut yang bikin violet makin nggak berkutik.
"ah...eh.. hm...." kali ini violet benar-benar tergagap. Teringat "be my soulmate" tertulis manis di kartu itu. Dan yang berarti si reddy ngajak pacaran. Sorak sorai para karyawan makin riuh, makin memerahkan wajah violet hari ini.
"jawab dong sayang..." reddy kembali menggoda. Namun masih tampak gurat tegang akan jawaban violet tersirat di wajahnya. Seisi ruangan menunggu hampuir 15 menit sampai terdengar bunyi lirih dari bibir violet "I will"
Tepuk tangan menggema di seantero ruangan dan pelukan dari reddy mengagetkan violet, gerak reflek kembali memeluk reddy makin meriuhkan suasana kantor.
Dan hari ini, tepat pada hari kasih sayang. Komitmen antara reddy dan violet dimulai.
Angka digital di jam duduk violet udah menunjuk angka 8:05 WIB. Berhubung tahun ini, hari valentine bertepatan dengan hari senin, tak ada waktu untuk menunggu para pangeran nganterin coklat ke kos. "Fiyuh... i hate monday" pikir violet pagi itu.
Nyampe di kantor, violet pun menyalakan komputer tercintanya dengan malas-malasan. Ditambah ngeliat si teman meja sebelah yang cuap-cuap tentang paginya yang begitu menyenangkan karena si doi hadir mendadak ke rumahnya dengan segepok bunga kamboja. Dalam hati violet, "bunga mawar ato tulip gitu pantes bangga. Di kasih bunga kamboja kok pamer, ga sadar kalo didoain cepet mampus ma pacarnya"
Belum selesai BT karena si tetangga meja, lha kok mendadak ada telp dari pak security. "Mbak ada tamunya di depan. Katanya udah janjian sama mbak violet"
"sudah janjian ma saya, siapa pak? saya nggak ada janji sama siapa-siapa"
"waduh kurang tau saya mbak, mbak violet keluar aja deh. Saya juga banyak kerjaan ini mbak" jawab bapak-bapak di ujung telp dengan nada jutek
"oh iya pak, suruh tunggu sebentar pak". Dalam hati violet menghujat tanpa ada habisnya. "dasar security nggak tahu diri, ditanyain nama orang yang nyari aku sapa malah jutek. Biarin kena azab, kakinya kecemplung kakus ampe mampus tuh bapak. Huh..."
Violet keluar dari ruangannya dan menuju ke lokasi si tamu sembari gebrok-gebrok lantai penanda emosi lagi merajalela.
Begitu sampai di lokasi para bapak security, violet celingak celinguk kayak orang nggak berguna alias orang nggak ada manfaat. Bagaimana tidak, disana tak ada satu manusiapun. Bahkan bapak securitynya nggak ada. Alhasil emosi jiwa merasuki raga violet seketika. Dengan tampang menggurutu dan telinga memanas dia mengangkat gagang telepon di ruang security. Berniat mencari si bapak jutek yang tadi telepon dan menyuruhnya segera keluar. Namun apa daya, tak ada seorang pun yang tau si bapak itu kemana. "Uh..dasar sialan nih orang. Bolos kerja pake melibatkan gue segala. Ga sopan banget. Liat aja ntar kalo aku udah jadi manager, dia duluan yang ku PHK. HHhuuhhhh" omel violet di ruang security.
Violet memutuskan untuk kembali ke mejanya. Dan ogah mikir sapa sebenarnya tamu yang mencarinya. "Masa bodo, ga ngerasa punya utang ke sapa-sapa. Jadi udah pasti tu tamu bukan penagih utang, setidaknya nggak akan nagih ntar di akhirat" batin violet mendongkol.
Dan violet ternganga melihat blackforest ada di mejanya. "Always thanks to God cause you still have somebody who and to love" tertulis manis di atas kue itu. Kembali beradegan celingak celinguk kebingungan dilakoni si violet. Dia tanya ke tentangga sebelah, "kue nya sapa ini?"
"ya punya lo lah. Di meja lo ini...Gimana sih" jawab si tetangga dengan tampang apatis. Mungkin dia teringat si doi yang memberi dia bunga kamboja dan mulai tersadar kalo sebenarnya si doi mendoakan dia cepet mampus.
"Trus yang bawa ni kue kesini sapa?"
"Pak security tadi. Katanya ada yang mau ngasih surprise. Makanya nyuruh lo keluar tadi" tetangga meja menjawab dengan tetep nada sewot
"ooohh...pantes, tak cariin di luar nggak ada. Trus pak security nya dimana sekarang" tanya violet lagi. Kali ini dengan nada lebih bahagia, karena ada kabar bakalan dapet surprise. Plus tampang merasa berdosa karena menghujat serta mendoakan dan bahkan berniat tak baik pada pak security tadi.
"mana gue tau. Lu kira gue bapaknya apa?" kata si tetangga meja semakin sewot
Demi menghindari kesewotan yang makin menjadi, violet memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan duduk di mejanya sembari mengamati kue di depan matanya. Terselip kartu ucapan di bawah kue itu, "be my soulmate" tertulis di kartu mungil berpita ungu.
Violet makin bertanya-tanya siapa gerangan pengirim kue ini? kenapa tak ada satu identitas pun di kue maupun di kartu ucapan itu. Heraaann....
"ciiieeee... blackforest valentine niihhh.... " para karyawan yang mulai mengendus bau makanan berbondong mendekati meja violet. Serasa para iblis dengan air liur menetes tanpa henti mendadak hadir mengelilingi violet. "iya nih, ada yang tahu sapa yang ngirim nih kue?" kembali violet bertanya, dan kali ini dengan wajah tersipu-sipu. "jangan-jangan si mas bos nih" si A menyeletuk asal, ga pake mikir. "ah bukan, palingan juga mas OB yang kemarin baru masuk itu. Kan suka curi pandang tuh ke lu vi" si B ikutan nyeletuk, yang ini pake mikir dikit. Cuma mikirnya pake dengkul. "Kayaknya bukan orang kantor sini deh" celetuk si C yang bikin violet mulai mengerutkan kening. "Sapa yang ngirim, gua nggak mau tahu. Yang gua mau, ni kue bisa gue makan kapan?" celetuk mas D dari belakang kerumunan. "Hahahha... iya dah... sini sini makan aja." violet menyerah dengan tatapan kelaparan para rekan kantornya itu.
Belum kelar rebutan kue para kaum duafa di mejanya, tiba-tiba ada sorak sorai di belakang punggung violet. Tak ayal violet pun menoleh, dan bagaikan lilin yang meleleh. Disana violet melihat sesosok makhluk adam yang memang dia harapkan ada disana. REDDY.
Reddy hadir menghampiri violet dengan membawa serangkai bunga mawar merah. Deg...deg..deg...deg... debaran hati violet makin nggak karuan. Wajah violet pun merona nggak berbentuk. Sorakan dari rekan kantor pun makin menjadi. Dan pisau kue yang ada di tangan makin tergenggam makin erat saking groginya.
"Hai vi... enak kue nya? nih aku tambahin" sapa reddy sembari menyerahkan rangkaian mawar dari tangannya.
"eh..jadi ini dari kamu? ya ampun... makasih ya.. bunganya bagus. So swet amat" jawab violet dengan usaha ngeless sekuat tenaga. Berharap reddy nggak mendengar suara detak jantung dan rona wajahnya.
"So... udah baca kartu ucapan di kue nya kan? ada jawaban buatku?" tanya reddy dengan senyuman maut yang bikin violet makin nggak berkutik.
"ah...eh.. hm...." kali ini violet benar-benar tergagap. Teringat "be my soulmate" tertulis manis di kartu itu. Dan yang berarti si reddy ngajak pacaran. Sorak sorai para karyawan makin riuh, makin memerahkan wajah violet hari ini.
"jawab dong sayang..." reddy kembali menggoda. Namun masih tampak gurat tegang akan jawaban violet tersirat di wajahnya. Seisi ruangan menunggu hampuir 15 menit sampai terdengar bunyi lirih dari bibir violet "I will"
Tepuk tangan menggema di seantero ruangan dan pelukan dari reddy mengagetkan violet, gerak reflek kembali memeluk reddy makin meriuhkan suasana kantor.
Dan hari ini, tepat pada hari kasih sayang. Komitmen antara reddy dan violet dimulai.
2 komentar:
4 november aku bertanya "gmana perasaanmu padaku?"
6 novewmber aku bertanya lagi "maukah kau menjadi pasangan jiwaku?"
setelah itu aku berkata "aku mencintaimu slamanya, hingga titik terakhir tetap mencintaimu"
kala itu...
4 november, aku menjawab tersirat "aku menyukaimu"
dan saat 6 november, aku menganggukkan kepala pertanda "tentu aku mau"
Dan sekarang, kamulah cinta terakhirku ^__^
Post a Comment